KIMIA TEKNIK
Dosen:
Bpk. Ir. Abdul Muthallib Farajd
Oleh:
Nama :
N.P.M :
Jurusan :
|
Saiful Waris Ahmat
711.5.1.0520
Teknik Sipil
|
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
TAHUN AJARAN
2011 – 2012
Soal:
1.
Penggunaan
bahan-bahan yang tahan karat !
2.
Apa
yang dimaksud dengan karat bakteri!
3.
Kalium
klorida adalah bahan ionic yang larutannya sering digunakan dalam percobaan-
percobaan korosi.
a.
Berapa
berat molekulnya ?
b.
Bagaimana
cara membuat larutan 0,1 M dari bahan itu ?
c.
Apakah
yang dimaksud dengan larutan jenuh ?
4.
Berapa
pH larutan yang mengandung 10-3 M ion hydrogen !
Jawab:
1.
Penggunaan bahan-bahan yang tahan karat
Ø
Pelapisan
besi dengan bahan cat, oli, minyak, bahan sintetis, atau dengan email.
Ø
Pelapisan
/ penyepuhan besi dengan bahan logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif
seperti seng (Zn) dan krom, (Cr).
Ø
Melapisi
secara galvanis dengan seng (Zn), krom (Cr), nikel (Ni), atau perak (Ag).
Ø
Bisa
dengan oksidasi.
Ø
Besi
dicampur dengan bahan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19% Cr,
9% Ni).
Ø
Pelapisan
besi dengan bahan logam Mg (Magnesium).
Ø
Penggunaan
dengan larutan yang mengandung asam mineral kuat, seperti H3PO4 atau HC1. Akan tetapi, asam
tersebut sangat berbahaya dan menimbulkan iritasi pada kulit.
Ø
Noda
karat pada pakaian dapat dihilangkan dengan asam etanadioat. Asam tersebut
merupakan asam organic (lebih dikenal dengan nama asam oksalat) dan beracun.
Asam organic merupakan asam yang lemah dan kurang korosif. Logam-logam lainnya
dibersihkan menggunakan sedikit asam organic, seperti asam etanoat atau asam
sitrat. Kedua asam tersebut, umumnya terdapat dirumah. Larutan cuka mengandung 5% asam etanoat dan asam sitrat
yang banyak terdapat pada buah-buahan yang memiliki rasa asam, seperti jeruk
lemon dan jeruk nipis.
Ø
Penggosokan
besi atau kuningan dengan irisan jeruk lemon dan jeruk nipis. Selanjutnya,
kuningan atau besi yang telah digosok dengan asam dicuci menggunakan air atau
soda pembersih. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan racun dan menetralkan kelebihan
asam.
Ø
Perlindungan
secara mekanis yaitu, pencegahan permukaan logam supaya tidak bersentuhan
dengan udara, antara lain dengan cara penyepuhan logam.
Ø
Perlindungan
elektrokimia dengan cara perlindungan katoda atau pengorbanan anoda
(anodaizing).
2.
Karat bakteri
Adalah:
karat yang berasal atau dihasilkan oleh mikroba yang mampu menyebabkan korosi
(perkaratan), antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri
reduksi sulfat. Peningkatan pertumbuhan bakteri diikuti oleh peningkatan laju
korosi pada permukaan besi.
Pada
korosi bakteri secara umum merupakan gabungan dan pengembangan sel diferensial
oksigen, konsentrasi klorida dibawah deposit sulfida, larutan produk korosi dan
depolarisasi katodik lapisan proteksi hidrogen. Biofilm bakteri merupakan agen
dari proses inisiasi dan propagasi pertumbuhan korosi bakteri terlihat pada
Gambar 1, sehingga korosi mikroba tidak teijadi dengan absennya biofilm.
Biofilm menyediakan kondisi kondisi local. lingkungan misalnya pH yang rendah,
sel difemsial oksigen untuk inisiasi atau propagasi aktifitas korosi.
Kumpulan
bakteri yang bersifat korosif adalah bakteri yang dalam metabolismenya
menjadikan sulfur dan/atau senyawanya sebagai unsur yang penting, misalnya
bakteri pengoksidasi sulfur : Thiobacillus
thio-oxidans,
dan bakteri pereduksi sulfat: Genus Desulfovibrio atau Desulfotomaculum.
Mikroorganisme
yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi
ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh
inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan
dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk
lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan
lapisan tipis saat 2-4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat
hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan. Lapisan film berupa
biodeposit biasanya membentuk diameter beberapa centimeter di permukaan, namun
terekspos sedikit di permukaan sehingga dapat meyebabkan korosi lokal.
Organisme di dalam lapisan deposit mempunyai efek besar dalam kimia di
lingkungan antara permukaan logam/film atau logam/deposit tanpa melihat efek
dari sifat bulk electrolyte. Mikroorganisme dikatagorikan berdasarkan kadar
oksigen yaitu:
a) Jenis anaerob, berkembang biak
pada kondisi tidak adanya oksigen
b) Jenis Aerob, berkembang biak
pada kondisi kaya oksigen.
c) Jenis anaerob fakultatif,
berkembang biak pada dua kondisi.
Mikroaerofil,
berkembang biak menggunakan sedikit oksigen. Fenomena korosi yang teijadi dapat
disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu:
a. Bakteri reduksi sulfat
Bakteri
ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau
lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk
larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk
mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini
tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari
meningkatnya kadar H_2S atau Besi sulfida. Tidak adanya sulfat, beberapa
turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti
pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO_2, banyak bakteri jenis ini
berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
b. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida
Bakteri
jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit
atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam
sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteri Thiobaccilus umumnya ditemukan di
deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam.
c. Bakteri besi mangan oksida
Bakteri
memperoleh energi dari oksidasi FeA(2+) atau FeA(3+)
dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu
ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan) di atas lubang pit pada
permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen
yang panjang.
Makhluk
hidup ini berukuran kecil. Tumbuh dan berkembang di berbagai lingkungan. Jelas
mereka memilih lingkungan yang paling cocok dengan hidupnya. Salah satu
kelompok dari beijuta-juta kelompok makhluk hidup imut yang ada di alam semesta
ini selain yang ditemukan di system water treatment di atas, ada^ bakteri yang
dikenal bernama SRB. SRB sesungguhnya adalah singkatan keren dari Sulphate Reduction
Bacteria
dan diindonesiakan menjadi Bakteri Pereduksi Sulfat.
Besi
dan baja karbon biasanya mempunyai laju korosi yang rendah dalam air netral
terdeaerasi (oksigennya telah diusir pergi) dan di dalam larutan garam karena
hanya teijadi reaksi reduksi katodik:
2
H2O + 2e- → H2 + 2 OH-
Bakteri
anaerob pereduksi sulfat (sulphate
reducing bacteria
/ SRB) akan menyebabkan korosi pada struktur baja yang ditimbun dalam tanah,
dengan pembentukan lapisan tak protektif seperti FeS dan Fe203.H20., bila SRB pada awainya tidak
aktif. Bila SRB aktif sejak awai, maka produk korosi yang terbentuk adalah FeS
dan sedikit FeCC>3, pada pH 7 .
Mikroba
ini menyebabkan teijadinya proses korosi dengan bentuk serangan korosi merata,
sumuran, ataupun sel konsentrasi. Mekanisma korosi oleh bakteri dapat
dikelompokkan dalam proses-proses berikut:
a. Memproduksi sel aerasi diferensial.
b. Memproduksi metabolit korosif.
Interferensi
terhadap proses katodik dalam kondisi bebas oksigen.
Untuk
mengatasi / pencegahan karat bakteri:
Ø
Pemasangan
beberapa buah merus pada supply air dingin dan air panas.
Ø
Pencampuran
perak dan logam hibrida pada logam besi.
3.
a. Berat molekulnya (KC1) :
No.
massa K + No. massa Cl =
39,098
+ 35,45 = 74, 548 mol
b.
Cara
membuat larutan 0,1 M dari bahan KC1 ( Kalium Klorida):
Kalium
Klorida (KC1) merupaka salah satu contoh larutan elektrolit (larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Pada proses elektrolisis digunakan larutan
elektrolit, maka dikatoda akan teijadi persaingan antara kation elektrolit dan
molekul air dalam menangkap electron.
Larutan
KC1 dibuat dengan elektroda C :
KC1
(aq) —► K+ (aq) + Cl- (aq)
Katoda
: H20 (l) + 2e —► H2 (g) + 20H' (aq)
Anoda
: 2C1- (aq) —► Cl2 + 2e +
2H20
(1) + 2C1- (aq) —► H2 (g) + 2OH (aq) + Cl2 (g)
c. Larutan jenuh
Adalah:
bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada
suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi.
Misalnya,
jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu
titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah
zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, larutan tersebut disebut
sebagai larutan jenuh.
Misal,
minyak dan lemak dari tumbuhan (nabati) atau hewan (hewani) adalah ester
gliserol dengan asam-asam lemak baik jenuh maupun tak jenuh. Asam lemak jenuh
(asam miristat, asam palmitat, asam stearat) dan asam lemak tak jenuh (asam
palmitoleat,asam oleat, asam linoleat, asam linolenat). Makin banyak asam-asam
lemak jenuh yang terkandung dalam suatu lemak, makin tinggi titik lebumya,
sedangkan makin banyak asam-asam tak jenuh yang terkandung dalam suatu lemak,
makin rendah titik lebumya.
Untuk
menghindari agar minyak tidak mudah berbau tengik maka asam-asam lemak tak
jenuh yang dikandungnya dijenuhkan dengan cara hidrogenasi membentuk padat yang
sifatnya menyerupai mentega sehingga disebut mentega buatan atau margarine.
4.
Diketahui : [H+]= 10-3 M
Ditanya : pH =............... ?
Jawab
: pH = - log [H+]
=
-log 10-3
=
3
Jadi,
pH larutan ion hydrogen adalah 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar