Sabtu, 29 Desember 2012

makalah al Qur'an dan ilmu pengetahuan

”MAKALAH” AL-QUR’AN DAN ILMU PENGETAHUAN Dosen : Bpk Soenardji, S.Ag Oleh : ( kelompok I ) • Abd Rahman (711.5.1.0486) • Ach. Rofil Ibadi (711.5.1.0487) • Saiful Waris Ahnat (711.5.1.0520) • Suci Febriyanto (711.5.1.0522) UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP FAKULTAS TEKNIK TAHUN AJARAN 2011 – 2012 DAFTAR PUSTAKA 1. Dr. Subhi Al Salih 2. Muhammad Ali ash-Shabuni 3. Muhammad Ali ash-Shabuni 4. Multahim(Jakarta, yudistira, 2006) KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat, sehat, dan kesempurnaan ketimbang makhluk-makhluk yang lain sehingga kami bisa berbagi ilmu dengan sesama hamba ALLAH SWT. dan kami juga bisa melaksanakan aktifitas sehari-hari dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. sesuai dengan hadist yang disampaikan beliau yakni “saya diutus kedunia hanya untuk memperbaiki akhlak manusia” karena berkat beliaulah kita semua bisa merasakan keindahan duniawi. Penulisan makalah ini tak sesempurna dari apa yang menjadi harapan Bapak: Soenardji, S.Ag untuk itu kami haturkan banyak terima kasih. Kami yakin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa yang kurang sopan maupun dalam kerangka penulisan makalah, untuk itu kami mohon bimbingan dari Yth. Bapak Soenardji, S.Ag untuk memberikan kritik yang membangun baik melalui media atau pengucapan secara langsung, demi pengembangan dan perbaikan pembuatan makalah selanjutnya. Sumenep, 08 November 2011 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. KATA PENGANTAR………………………………………………………… DAFTAR ISI………………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang............................................................................... 2. Rumusan Masalah......................................................................... 3. Tujuan Masalah ............................................................................. BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Al-Qur’an menurut para ahli............................................ 2. Struktur dan pembagian Al-Qur’an................................................ 3. Hadits yang dipaparkan tentang menuntut ilmu pengetahuan........ BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan.................................................................................... 2. Saran.............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA i ii iii 1 3 3 4 4 6 8 8 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman. Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita). Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun bentuk usaha untuk mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri. Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang isinya: •       •   artinya: “Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.(75:17-75:18). Hadis merupakan sumber hukum islam ke 2 setelah Al Qur’an dan juga sebagi pedoman hidup bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari aturan hukum yang terkandung dalam hadis berupa penjelasan ayat-ayat Al Qur’an dan sebagin penguat hukum yang tersurat didalam serta menetapkan hukum yang tidak terdapat dalam Al Qur’an hadis juga berupa sabda rasulullah SAW yang patut kita ikuti dan kita ketahui. Segala sesuatu yang tidak kita temui dalam Al Qur’an, dapat kita cari dalam hadis seperti menurut ilmu. Siapa yang mempelajari suatu ilmu agama seharusnya ditujukan kepada Allah SWT. (ikhlas karena Allah). Jika sese orang mempelajari ilmu itu tidak karena Allah SWT, tetapi hanya untuk mendapatkan kedudukan atau kekayaan, maka tidak akan mendapatkan baunya surga pada hari kiamat (HR Bukhari dan Muslim). Menurut ilmu (mempelajari) adalah suatu usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang baik dengan cara melihat (membaca, menelaah, meneliti dan memperhatikan), mendengar, ataupun menanyakan. Islam memerintahkan dengan tegas kepada umatnya untuk menuntut segala ilmu. Sebab dengan ilmu kita dapat hidup teratur, terarah dan bergaul dengan baik. Dari Anas r.a “carilah ilmu walaupun kenegri cina karena sesungguhnya mencari ilmu diwajibkan atas setiap muslim, sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu karena rida kepada apa yang dicarinya”. (HR Ibnu Abdul Bar) 2 Rumusan Masalah 1. Apa saja definisi Al-Qur’an menurut para ahli ? 2. Bagaimana struktur dan pembagian Al-Qur’an ? 3. Hadits apa saja yang dipaparkan tentang menuntut ilmu ? 3. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui definisi Al-Qur’an menurut para ahli. 2. Untuk mengetahui struktur dan pembagian Al-Qur’an. 3. Untuk dapat mengetahui hadits yang dipaparkan tentang menuntut ilmu pengetahuan. BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Al-Qur’an menurut para ahli: Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”. Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: "Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas" Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak termasuk Al-Qur’an. 2. Struktur dan pembagian Al-Qur’an. Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu. Al-Qur'an tidak turun sekaligus. Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.  Makkiyah dan Madaniyah Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah. Surat yang turun di Makkah pada umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan yang turun di Madinah pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (syari'ah). Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah.  Juz dan manzil Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.  Menurut ukuran surat Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan Yunus 2. Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu'min dan sebagainya 3. Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya 4. Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya 3. Hadits yang dipaparkan tentang menuntut ilmu pengetahuan. Hadis pertama menegaskan bahwa menurut ilmu adalah wajib, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai siswa muslim, hendaknya berupaya semaksimal mungkin untuk menuntut ilmu meskipun harus ke negri Cina. Karena bagi siapa saja yang rida dengan ilmu yang dicarinya dan memberikan manfaat baginya, para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai naungan. Allah swt. akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Seperti firrnan Allah SWT. dalam Surah Al Mujadalah: 11.                Artinya: Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS Al Mujadalah: 11) Hadis kedua menjelaskan bahwa setiap muslim untuk mencari ilmu, baik ilmu duniawi (pengetahuan umum) maupun ilmu ukhrawi (agama) selama ilmu tersebut bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. IImu duniawi memberikan manfaat serta kebahagiaan dalam kehidupan dunia supaya tidak buta diri kita dan orang ]ain. Iimu duniawi memberikan manfaat serta kebahagiaan dalam kehidupan dunia supaya tidak buta informasi tentang perkembangan zaman. Adapun ilmu ukhrawi sebagai tuntunan atau jalan menuju ke bahagiaan di akhirat kelak. Oleh karena itu, kita tidak boleh mencari hanya satu ilmu saja, duniawi atau ukhrawi karena keduanya merupakan penyeimbang dalam menjaiani kehidupan. Selanjutnya, hadis ketiga mengandung arti bahwa proses belajar dan mengajar akan lebih baik dengan adanya seorang murid (orang yang belajar) dan guru (orang yang mengajar) supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Belajar tidak hanya dapat dilakukan di daiam kelas dan berhadapan dengan gufu, melainkan dapat juga dilakukan di tempat-tempat terbuka dan dalarn kondisi yang berbeda, seperti di perpustakaan, di rumah. dalam perjalanan, atau di aiarn bebas. Seorang guru merupakan orang tua kedua setelah ayah dan ibu kandung kita. Oieh karena itu, kita juga wajib menghormati dan beriaku baik terhadap mereka sebagaimana sikap kita terhadap orang tua. Karena dari merekalah awal kita naendapatkan ilmu pengetahuan. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan  Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: "Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"  Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.  Oleh karena itu, kita tidak boleh mencari hanya satu ilmu saja, duniawi atau ukhrawi karena keduanya merupakan penyeimbang dalam menjalani kehidupan. 2. Saran Kewajiban seorang muslim dalam memahami sebuah hadist tidak hanya dalam hal membaca. Akan tetapi, kita juga wajib mempelajari dan mengamalkannya. Sebagaimana halnya hadist tentang menuntut ilmu tidak hanya dilakukan dengan membaca, tetapi harus diamalkan bagitu pula dengan mempelajari ilmu Al-Qur’an. Demikian makalah yang dapat kami kerjakan, Apabila ada kesalahan kami minta maaf. Karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran pada Bapak Dosen khususnya Bapak Narji dan teman-teman juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar